
Lulusan Politeknik STTT Bandung terserap 100 persen oleh industri
- Selasa, 26 November 2024 08:04 WIB

Mereka ini sudah siap kerja dan kompeten untuk mendukung industri TPT yang berdaya saing global
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan semua lulusan salah satu sekolah vokasi di bawah naungannya, yakni Politeknik STTT Bandung pada tahun 2024 sudah mendapatkan pekerjaan di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT).
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan di Jakarta, Selasa menyatakan lulusan di unit tersebut pada tahun ini mencapai 325 orang dan sudah bekerja di beberapa perusahaan TPT yang ada di tanah air.
“Penyerapan lulusan pada Politeknik STTT Bandung mencapai 100 persen, dengan waktu tunggu lulusan kurang dari enam bulan. Mereka ini sudah siap kerja dan kompeten untuk mendukung industri TPT yang berdaya saing global,” katanya.
Ia mengatakan, kemudahan mendapatkan pekerjaan untuk para lulusan Politeknik STTT Bandung ini tidak terlepas dari sistem pembelajaran yang saling terhubung (link and match) dengan industri.
Selain itu, kurikulumnya juga diselaraskan dengan kebutuhan industri yang sedang berkembang.
“Bahkan bukan hanya di dalam negeri, banyak mahasiswa vokasi yang juga magang di luar negeri, termasuk para mahasiswa Politeknik STTT Bandung, yang 15 orang di antaranya sudah berada di China,” katanya.
Disampaikan dia, peluang pekerjaan untuk para lulusan pendidikan vokasi masih cukup tinggi, mengingat di sektor industri tekstil memiliki permintaan yang terus bertambah setiap tahun.
“Industri ini padat modal dan padat karya, jadi permintaan SDM-nya luar biasa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPVI) Kemenperin Wulan Aprilianti Permatasari mengatakan, inovasi dalam pendidikan vokasi juga harus terus ditingkatkan. Di sektor tekstil misalnya, tren saat ini mengarah pada green job hingga green industry.
“Akhirnya, kampus harus menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri. Sehingga, ketika mahasiswa lulus, mereka bisa menyesuaikan dengan kebutuhan di masa depan,” ujar Wulan.
Direktur Politeknik STTT R. Arief Dewanto menyampaikan, para lulusannya memiliki pemahaman yang mendalam di berbagai proses produksi industri TPT.
“Jadi, selain punya kompetensi yang tinggi, mereka aplikatif sesuai dengan kebutuhan industri saat ini, sehingga sangat relevan dalam memenuhi kebutuhan di sektor tekstil sekarang,” kata dia.
Arief menambahkan, pemenuhan kebutuhan tenaga kerja dari para mahasiswa Politeknik STTT Bandung saat ini dilakukan dengan pengembangan platform Textile Career and Development Center (T-Car) yang merupakan jembatan antara lulusan sebagai pencari kerja dan perusahaan sebagai penyedia lapangan kerja.
Baca juga: Indonesia-China jalin kerja sama pengembangan SDM di industri nikel
Baca juga: RI-Swiss perkuat komitmen penguatan SDM industri di Idutex 2024
Baca juga: Kemenperin: Mayoritas lulusan vokasi binaan di Sumatera langsung kerja
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Komentar
Berita Terkait
Kemenperin ciptakan inovasi teknologi pendukung industri hijau
- 23 November 2024
Pertamina Lubricants kembali raih penghargaan di SNI Award
- 22 November 2024
Wamenperin tekankan penerapan SNI untuk pacu industri prioritas
- 22 November 2024
Kemenperin tekankan asas adil dalam tindaklanjuti proposal Apple
- 22 November 2024
Kemenperin sebut industri sawit dorong kegiatan usaha di wilayah 3T
- 21 November 2024
Kemenperin dorong pengembangan industri CCTV dengan TKDN
- 21 November 2024
Kemenperin dorong batik hasil IKM digunakan untuk seragam haji
- 19 November 2024
CFX perkuat kolaborasi anggota bursa dorong pemajuan industri kripto
- 18 November 2024
Mengokohkan industri kelapa sawit, mengakselerasi transisi energi
- 18 November 2024