Berikut Tips Mengelola SDM Millennial Di Kebun Sawit – InfoSAWIT

featured image

InhuPost, JAKARTA – Dari kajian beberapa peneliti, generasi millennial memang cenderung unik dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Keunikannya terletak pada penggunaan teknologi dan budaya pop atau musik yang sangat kental. Karenanya, millennialis  seakan tidak bisa lepas dari web, hiburan, dan touring. Generasi ini banyak menggunakan blueprint dan teknologi komunikasi instan seperti; facebook, instagram, whatsapp, twitter, route  dan mereka juga suka major sport on-line.

Dapat disimpulkan bahwa ciri khas dari generasi ini adalah menjadikan teknologi sebagai gaya hidup (standard of living). Namun demikian, generasi millennial memiliki banyak karakter positif, yakni; sangat kreatif, optimis, terbuka, sangat reaktif terhadap perubahan, percaya diri, memiliki perhatian yang lebih terhadap “wealth” atau kekayaan dan lebih suka bekerja keras dalam bidang usaha yang digeluti untuk kemudian dinikmati dengan berpetualang yang menantang. 

Kelemahan generasi millennial adalah mentalitasnya instan. Mereka cenderung ingin hasil yang serba cepat, suka mengeluh untuk suatu pekerjaan yang memerlukan upaya keras dalam waktu lama, kurang siap untuk jatuh bangun atau gagal berkali-kali. Hal lainnya adalah mereka cenderung tidak tahan berada dalam lingkungan pekerjaan yang tidak segera membawanya ke tingkat atau jabatan yang lebih tinggi. Mereka yang bekerja di perkebunan, umumnya pada saat ini posisinya masih dominan di stage Asisten, sebagian Asisten Kepala dan sebagian kecil sudah di posisi Supervisor Up.

BACA JUGA: Sawit Jadikan Batik Laweyan Terus Berkelanjutan

Selanjutnya kita juga perlu mengetahui guidelines bagaimana mengelola karyawan generasi millennial secara efektif. Untuk bisa mengelola mereka secara efektif, tentu perlu mengakomodasi gaya kerja mereka. Mereka lebih senang melihat atasan sebagai mentor dan pelatih daripada sebagai bos. Kolaborasi dan melibatkan mereka dalam proses, akan membuat para millennial  merasa diterima, memberikan hasil kerja yang berkualitas, dan merasa nyaman. Dari hasil diskusi dengan para praktisi HC dan berbagai literatur, secara ringkas dapat kami paparkan beberapa guidelines dalam mengelola generasi millennial melalui perubahan strategi, dan coverage perusahaan, serta perubahan dalam pola kepemimpinan sebagai berikut:

1. Ciptakan budaya perusahaan yang menarik, tempat kerja yang menyenangkan dan seimbang dengan kehidupan pribadi mereka.

2. Mendidik para Manajer up agar bisa berfungsi sebagai mentor sekaligus coach sehingga mereka bisa menjadi bapak asuh yang baik bagi para mellennialis.

3. Me-redesign pekerjaan berbasis teknologi atau aplikasi digital sehingga lebih menarik dan tidak membosankan.

4. Memberikan ruang bagi generasi millennial untuk melakukan inovasi.

5. Buat struktur organisasi yang jelas, job description, target yang menantang, KPI dan rewarding yang menarik.

Dibaca : 254

Halaman: 1 2

Dapatkan change berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – News Replace”, caranya klik hyperlink InhuPost-News Replace, kemudian join. Anda harus set up aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *