Berikut Efisiensi Yang Bisa Diterapkan Di Perkebunan Kelapa Sawit – InfoSAWIT

featured image

InhuPost, JAKARTA – Banyak pertanyaan yang hampir seragam, baik dari petani, maupun para planters, yakni kapan sejatinya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit akan kembali melonjak? Lantas, apa dampaknya bila kebun sawit yang ada tidak dilakukan pemupukan atau dosis dikurangi?

Pertanyaan ini tentu saja sangat sulit dijawab, sebab terkait harga minyak sawit, banyak faktor yang mempengaruhi diRedaksi Posnya oleh permintaan dan ketersediaan (provide and quiz), kompetisi dengan komoditi minyak nabati lain, serta daya beli dan konsumsi.

Ditengarai dari beberapa faktor yang mempengaruhi harga minyak sawit dunia pula muncul adanya perang dagang yang akhirnya menekan harga komoditas di dunia, termasuk terbitnya beragam regulasi dan hambatan dagang dari para negara konsumen minyak sawit di dunia. Bila sudah masuk ranah ini maka sudah di luar kajian agronomis.

BACA JUGA: Begini Caranya Supaya Pengelolaan Dump Truck Efisien Di Kebun Sawit

Ketimbang terus mengecam dan menyesali nasib mengapa mereka (negara-negara besar dunia) melakukan perang dagang, lebih baik berpikir ke dalam dan mulai mengecangkan ikat pinggang; dengan kata lain menerapkan efisiensi.

Efisiensi dalam tulisan ini adalah dengan tidak mengutak-atik Man Vitality Planning (MPP) dan meminimalisir risiko terhadap aspek fisiologis tanaman. Maka sejatinya cara yang paling manjur untuk efisiensi adalah meningkatkan produktivitas.

Ide-ide cemerlang dan ketekunan menerapkan prinsip perbaikan secara berkelanjutan secara konsisten mesti tetap dilakukan dan jangan sampai kendor, bila sudah mencapai produktivitas atau output yang lebih baik ganjal supaya tidak mundur bahkan semestinya ditingkatkan. Lantas apa kiat yang harus dilakukan supaya produktivitas bisa terus meninggi?

BACA JUGA: Begini Cara Menanam Sawit Di Areal Miring

Pertama, untuk melakukan efisiensi manfaatkan fabric yang tidak terpakai. Coba cek di gudang ada fabric yang masih layak pakai tetapi perlu sedikit polesan dan perbaikan, misalnya beberapa alat semprot yang dapat dipergunakan lagi setelah dikanibal dengan alat semprot lain, beberapa spare phase yang sudah lama tidak terpakai dan banyak barang bekas lainnya.

Kedua, memanfaatkan sebaik-baiknya pupuk organik yang dihasilkan pabrik kelapa sawit seperti tankos, solid, limbah cair, abu boiler bahkan sludgge yang telah menggumpal sebagai pengganti pupuk anorganik. Pengalaman di lapangan memperlihatkan bahwa tanaman yang diaplikasi pupuk organik yang disebutkan di atas memberikan produksi TBS yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang diaplikasi pupuk anorganik.

BACA JUGA: Kemitraan Sawit Satu Atap Tak Relevan, Banyak Konflik dan Rugikan Petani

Ketiga, mengawali pekerjaan tepat waktu dan secara serempak, misalkan ada karyawan panen 1000 orang, terlambat memulai kerja 10 menit, berarti itu setara dengan 23 HK. Bayangkan jika bisa memotivasi karyawan dan bekerja lebih awal 5 menit.

Penulis: Marlon Sitanggang/Head Divisi Agronomi PT USTP

Lebih lengkap Baca Majalah InhuPost Edisi September 2019

Dibaca : 13

Dapatkan replace berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – Files Update”, caranya klik link InhuPost-Files Update, kemudian join. Anda harus set up aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *