Kementan Dorong Uji DNA Benih Sawit Unggul Yang Beredar

featured image

InhuPost, JAKARTA – Masih rendahnya produktivitas perkebunan kelapa sawit hingga saat ini masih menjadi salah satu kendala dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat. Sebab itu pemerintah semenjak 2016 lalu menerapkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang didukung dengan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Hanya saja sampai saat ini sebaran bibit sawit tidak bersertifikat atau palsu, masih beredar di kalangan petani kelapa sawit. Sebab itu untuk memastikan bibit sawit yang disalurkan dalam PSR, pemerintah akan menerapkan kebijakan bahwa bibit sawit yang disalurkan mesti melalui uji DNA.

Direktur Perbenihan Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Saleh Mokhtar mengatakan, masih rendahnya produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat saat ini lRedaksi Posn pada saat menanam masih ada yang menggunakan benih sawit ilegitim atau tidak bersertifikat alias palsu.

BACA JUGA: ASD Bakrie dan Maktour Jalin Kerjasama Penangkaran Benih Sawit Di Kalteng

“Sebab itu Ditjen Perkebunan mendorong dilakukannya uji DNA untuk benih yang beredar,” katanya dalam Webinar bertajuk “Dampak Positif Program PSR, Sarpras dan Pengembangan SDM Bagi Petani Sawit”, dihadiri InhuPost, pertengahan Juni 2022 ini di Jakarta.

Dengan penggunaan benih sawit unggul atau bersertifikat, ungkap Saleh Mokhtar, akan mendukung kepastian peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat, apalagi awal kehidupan perkebunan akan ditentukan dari benih, kendati biaya untuk pengadaan benih sawit ini sekitar 7% dari biaya pengembangan perkebunan kelapa sawit.

Lebih lanjut kata Saleh, dengan menggunakan bibit sawit yang benar akan menjadi modal dasar dari keberhasilan perkebunan kelapa sawit itu sendiri. Kesalahan penggunaan benih akan mengakibatkan kerugian selama umur ekonomi tanaman kelapa sawit. Sementara mengenai persyaratan mutu benih kelapa sawit saat ini sudah ada SNI bernomor 8211: 2015.

BACA JUGA: Survei PPKS, Petani Sawit Masih Terjebak Gunakan Bibit Sawit tak Bersertifikat Alias Palsu 

Oleh karenanya dalam upaya menjamin ketersediaan dan mutu benih kelapa sawit, Kementerian Pertanian melalui  setidaknya telah menyiapkan beberapa langkah seperti, mendorong produsen benih/calon produsen benih untuk merakit dan melepas varietas calon varietas unggul baru.

Lantas, sebagai langkah awal dalam rangka pengawasan mutu benih guna mendukung program peremajaan kelapa sawit dilakukan uji DNA benih sawit, kemudian untuk jangka panjang bertujuan guna kepentingan pemetaan, yang nantinya dapat digunakan sebagai alat dalam menentukan kebijakan pengawasan peredaran benih sawit untuk mencegah/mengantisipasi  peredaran benih sawit ilegitim di Indonesia.

Sumber: Majalah InhuPost Edisi Juli 2022

Put up Views: 240

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – News Replace”, caranya klik hyperlink InhuPost-News Replace, kemudian be half of. Anda harus set up aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *