Duka Ibu Soimah dan Keluarganya Juga Duka Seluruh Gontor

featured image

Hariqo Wibawa Satria

PEKANBARU, INHUPOST.COM – Santri Gontor itu, jangankan memukul, mem-bully juga diusir. Larangan perundungan dan sanksinya ini dibacakan saat saya jadi santri baru tahun 1993.

Santri yang menghina fisik, SARA, dan lain-lain bisa dikeluarkan dari Gontor, apalagi menganiaya hingga hilangnya nyawa. Di grup-grup percakapan Gontor yang saya ikuti, semua sangat berduka dan menyayangkan meninggalnya adik kita Almarhum AM yg diduga dianiaya santri senior.

Seluruh Gontorian merasakan kesedihan dan beban keluarga Almarhum AM. Mereka menyebar pernyataan dari halaman FB Ibu Soimah (Ibu kandung Almarhum AM) diiringi keprihatinan dan doa.

Sebelumnya 4000 santri Gontor, salat jenazah di depan Almarhum AM. Salat gaib juga dilaksanakan ribuan santri dan alumnus, mendoakan Almarhum AM dan keluarganya.

Ketika bermunculan akun-akun medsos yg mengkritik, menghujat Gontor. Saya menyaksikan tidak ada sama sekali arahan dari pimpinan Gontor dan para ustaz untuk membela Gontor.

Sebaliknya Para Pimpinan Gontor justru meminta Juru Bicara untuk langsung menyampaikan permohonan maaf secara terbuka, menghormati keluarga korban, mengakui adanya penganiayaan, dan siap mengikuti seluruh proses hukum, dan Gontor sudah melaporkan kepada pihak Kepolisian.

Bagi Para Pimpinan Gontor, lebih baik kehilangan nama baik Gontor yang dibangun selama 96 tahun, daripada kehilangan seorang santrinya. Air mata Pimpinan Gontor selalu mengalir ketika ada santrinya yang meninggal dunia.

Salah satu ajaran Gontor yang saya pahami adalah tidak boleh ‘taassub’ (fanatik), termasuk fanatik kesukuan, sebab itu dilarang berkumpul dengan teman sedaerah, tidak boleh ada asrama khusus daerah, provinsi tertentu. Semua merayakan keberagaman.

Dilarang fanatik ormas, bahkan fanatik terhadap Gontor itu sendiri. Santri diminta untuk berjiwa bebas dan hanya boleh fanatik pada kebenaran, fanatik pada kepentingan nasional.

Untuk itu, seperti arahan para Kiai Gontor, kita mendukung proses hukum yang sedang berlangsung. Santri senior yang terbukti melakukan penganiayaan harus diproses sesuai hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ibu Soimah dan keluarganya wajib mendapatkan keadilan, dan perbaikan harus dilakukan di Gontor. Siap dievaluasi dan siap berbenah adalah karakter utama Gontor.

Kita percaya pada aparat penegak hukum, apa pun hasilnya Ibu Soimah dan seluruh keluarganya akan tetap jadi keluarga besar Gontor, sampai kapan pun juga. (*)

Penulis adalah Alumni Gontor tahun 1999 yang juga sebagai Direktur Eksekutif Komunikonten.

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *